Sabtu, 11 Oktober 2014

Selamat Ulang Tahun




                                                     pictsource: mike-jack.deviantart.com



 TENG.. 


 Kata itu berulang hingga dua belas kali, hari ini sudah habis, dan memulai hari baru. Benda tak bernyawa yang sedari tadi kugenggam terus bergetar, semua pesan singkat berisikan selamat ulang tahun. Aku berkali- kali mengamini, beberapa ucapan seperti semoga panjang umur, sukses, sehat selalu.

 Sudah dua tahun kamulah satu- satunya yang membuatku percaya bahwa saat berulang tahun, menunggu jarum jam tepat menunjuk 00.00 adalah sesuatu yang sangat wajib disakralkan. Dan itu, membuatku dengan bodoh sekaligus suka melakukannya, sambil ditemani oleh ucapan selamat ulangtahun darimu.
 
 Tapi, sekarang sudah 15 menit berjalan, berlalu. Kutelurusi kembali pesan- pesan singkat disana, kukira penglihatanku yang salah, namun ternyata, namamu memang belum ada disana. 

 Pikiranku bercabang, antara mengingat kembali tahun sebelumnya serta mengira- ngira mengapa namamu belum ada disalah satu pengirim selamat ulangtahun untukku.

 Tahun lalu, tepat pukul 00.00 dipenghujung bulan Oktober, kaulah yang pertama menggetarkan ponselku, memberikan selamat ulangtahun yang akhirnya menjadi kado terindahku.

 Namun, saat ini, sudah pukul 00.20 menit, dan namamu belum ada disana. Aku mengira malam mungkin sedang membelaimu, atau suamimu yang belum mau melepaskan pelukannya darimu.

 Sejujurnya aku berharap matahari datang memakan malam, malam benar- benar memberikanku kado yang begitu buruk di hari ulang tahunku tahun ini. Tapi, apalah yang bisa diperbuat, waktu memang begitu sadis, ia akan menjalankan jarumnya begitu cepat, bahkan seolah berlari saat kau tengah tertawa, bahagia, atau mungkin diam disisi orang yang kau cintai. Namun waktu akan membuatmu meronta karena ia terlalu lambat saat kau tengah dililit nelangsa.

 Kutelurusi kembali satu persatu nama disana, namun yang ada hanyalah desahan kecewa yang keluar dari mulutku. 

 Sudah pukul dua pagi, kedua mata ini belum mau terpejam, masalah yang kuterbangkan bersama kepulan- kepulan asap rokok, ternyata tidak cukup untuk memberikanku paket lega malam ini. Otot- ototku menegang, perasaan bingung, kesal, marah, berbaur menjadi satu. 

 “Belum tidur, Mas? Oh iya, Selamat ulangtahun ya. Semoga bisa jadi ayah yang baik buat Reno ”

Sosok perempuan disampingku yang sedari tadi tertidur, bangun dan mengecup pipi kananku.

Namun, bukan itu yang kutunggu..

Bisakah waktu terulang? aku mohon ada selamat ulang tahun yang lupa seseorang ucapkan padaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar