pictsource: mike-jack.deviantart.com
TENG..
Kata itu berulang hingga dua belas kali, hari ini sudah
habis, dan memulai hari baru. Benda tak bernyawa yang sedari tadi kugenggam
terus bergetar, semua pesan singkat berisikan selamat ulang tahun. Aku berkali-
kali mengamini, beberapa ucapan seperti semoga panjang umur, sukses, sehat
selalu.
Sudah dua tahun
kamulah satu- satunya yang membuatku percaya bahwa saat berulang tahun,
menunggu jarum jam tepat menunjuk 00.00 adalah sesuatu yang sangat wajib
disakralkan. Dan itu, membuatku dengan bodoh sekaligus suka melakukannya,
sambil ditemani oleh ucapan selamat ulangtahun darimu.
Tapi, sekarang sudah
15 menit berjalan, berlalu. Kutelurusi kembali pesan- pesan singkat disana,
kukira penglihatanku yang salah, namun ternyata, namamu memang belum ada
disana.
Pikiranku bercabang,
antara mengingat kembali tahun sebelumnya serta mengira- ngira mengapa namamu
belum ada disalah satu pengirim selamat ulangtahun untukku.
Tahun lalu, tepat
pukul 00.00 dipenghujung bulan Oktober, kaulah yang pertama menggetarkan
ponselku, memberikan selamat ulangtahun yang akhirnya menjadi kado terindahku.
Namun, saat ini,
sudah pukul 00.20 menit, dan namamu belum ada disana. Aku mengira malam mungkin
sedang membelaimu, atau suamimu yang belum mau melepaskan pelukannya darimu.
Sejujurnya aku
berharap matahari datang memakan malam, malam benar- benar memberikanku kado
yang begitu buruk di hari ulang tahunku tahun ini. Tapi, apalah yang bisa
diperbuat, waktu memang begitu sadis, ia akan menjalankan jarumnya begitu
cepat, bahkan seolah berlari saat kau tengah tertawa, bahagia, atau mungkin
diam disisi orang yang kau cintai. Namun waktu akan membuatmu meronta karena ia
terlalu lambat saat kau tengah dililit nelangsa.
Kutelurusi kembali
satu persatu nama disana, namun yang ada hanyalah desahan kecewa yang keluar
dari mulutku.
Sudah pukul dua pagi,
kedua mata ini belum mau terpejam, masalah yang kuterbangkan bersama kepulan-
kepulan asap rokok, ternyata tidak cukup untuk memberikanku paket lega malam
ini. Otot- ototku menegang, perasaan bingung, kesal, marah, berbaur menjadi
satu.
“Belum tidur, Mas? Oh
iya, Selamat ulangtahun ya. Semoga bisa jadi ayah yang baik buat Reno ”
Sosok perempuan disampingku yang sedari tadi tertidur, bangun
dan mengecup pipi kananku.
Namun, bukan itu yang kutunggu..
Bisakah waktu terulang? aku mohon ada selamat ulang tahun yang lupa seseorang ucapkan padaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar