Sabtu, 01 September 2012

Menunggumu?Selalu!




 Ini sudah senja yang keberapa?
Ntahlah,aku sudah lupa.
Aku suka menikmati senja dibangku yang dulu…
Kadang aku masih seperti sedang bercerita denganmu disana
Konyol,tapi sungguh kenangan tentang aku,kamu,kita sepertinya belum benar-benar usai

Hangatnya pelukmu masih benar-benar berbekas
Renyah tawamu masih benar-benar terngiang
Dan Senyummu masih benar-benar meneduhkan
Hey,ini candu!
Ya,Aku mencandumu!mencandu segala hal tentangmu!

Sepiku menggelayuti sang senja
Kangenku belum mau menguap
Ada namamu yang terus terngiang

Malam sudah mulai memakan senja
Dan kau masih belum datang juga….
Hey,tadi lelah menyuruhku berhenti saja menunggu
Tapi…ada harapan yang masih kugenggam
Aku masih mau menunggumu.
Selalu 


                                                                                                    Untukmu,gadis diseberang sana
                                                                                           yang membuat rinduku bertumpuk-tumpuk

Minggu, 12 Agustus 2012

Cobalah Mengerti

 



 

Mei duduk sembari menatap mata pria di depannya, kulitnya agak gelap,rahangnya menunjukkan ketegasan,dan ada sedikit bekas cukuran yang masih menempel dibelahan pipinya.

“Kamu udah ngasih tau papa sama mamamu?”

“hmm”

“Terus?”

Ada helaan nafas berat setelah mendengar pertanyaan itu

“Masih kayak dulu mas,terutama mama”

Lelaki itu terdiam,raut wajahnya tergambar kekecewaan…. 

“Kisah kita emang agak rumit ya Mei”

Mei hanya menunduk lalu berusaha sekuat mungkin agar air matanya yang sedari tadi ia tahan tidak menerobos keluar..Ia masih kuat.

“Mei,apa aku jadi Kristen aja ya,biar orangtua kamu mau ya?kita udah berjuang buat hubungan ini,tapi nyatanya modal cinta aja nggak cukup ya,mei”

Mei terdiam,dua menit..tiga menit..nafasnya seolah berhenti…ia berusaha tenang..tenang..
“kalau Mas jadi Kristen itu berarti ngekhianatin Tuhan mas sendiri,logikanya kalau Tuhan aja berani mas khianatin,lah apalagi aku.”

Kami berdua tertawa,berusaha tertawa tepatnya..ya berusaha..
-----------
“Besok mama kenalin kamu sama Kevin ya Mei”
 
Mei diam sejenak,kali ini apa lagi usaha Mamanya untuk memisahkan dia dengan Bram..
Seakan bisa menebak apa yang Ia pikirkan,Mama nya langsung saja menjelaskan panjang lebar,bahwa Kevin ternyata salah satu anak kerabat baik papanya yang baru saja pulang dari Sydney.

“Ma,Aku ndak bisa” Mei akhirnya memberanikan diri untuk menolak ajakan mamanya

“Kenapa?gara-gara si jawa itu?cuih apa bagusnya dia,kamu harus inget Mei,kamu itu Cina,Kamu katholik,mana bisa pasangan sama jawa,Islam pula”

Ketegangan pun menjadi diantara ibu dan anak itu..

“Ma,dia punya nama,dia Bram,aku nggak suka mama kayak gini,lagipula kenapa emangnya kalo kita beda?kita ini saling cinta!”

Mei mengeraskan suaranya,emosinya membuncah,sudah ia duga lagi-lagi suku dan agama yang seolah tak mengijinkan mereka.

“Mei!Kamu jangan berani melawan orangtua,liat kan gara-gara Bram kamu kayak gini,dulu kamu nurut sama mama,sekarang?kamu udah berani-beraninya ngomong kayak gitu ke Mama!”

“Ma,cukup!jangan pernah nyalahin Bram!,Apa mama bahagia ngeliat Aku dan Mas Bram kepisah Cuma gara-gara kami beda Tuhan?Beda tempat ibadah?itu yang bisa buat mama bahagia?”  Suara mei semakin meninggi,mama-nya terlihat kaget dengan sikap mei yang tiap hari nya ia liat lemah lembut berubah menjadi seperti itu.
BRUKKK…
Wanita,50 tahunan itu terjatuh..wajahnya memucat
Tangis Mei,semakin menjadi..
..
Send to:Mas Pram
Mas,aku mau ketemu ditempat biasa ya sesudah kamu shalat Ashar”

Mei menghela nafas,dipegangnya kertas  berukuran 20x13 cm itu,harus kuat ujarnya dalam hati..
“Cobalah mengerti semua ini mencari arti selamanya takkan berhenti……..”
..
Mei sudah tiba di Taman yang jaraknya tak terlalu jauh dari resto bakmi favorite ia dan Bram.Udara sore itu agak dingin,maklum baru saja hujan mengguyur kota Semarang,Mei agak berhati-hati agar sepatunya tak berpijak pada tanah yang masih becek…

Sejenak ia termenung,semuanya mungkin cukup sampai disini.Diremasnya kertas persegi panjang itu,lagi-lagi air matanya turun dengan liarnya dikedua belahan pipi tirusnya..

Beberapa menit kemudian..
“Mei?kamu kenapa nangis to?”

Bram bingung mendapati Mei yang sedang duduk termenung dan menangis,jarang sekali ia melihat wanita yang sudah bersamanya sejak 3 tahun itu menangis..kecuali……

“Mas,aku mau bicara sesuatu” 

“Bicara aja to Mei,aku denger kok”

Bram duduk disamping Mei,lalu tersenyum kecil..

Dengan sedikit kelu akhirnya Mei menguatkan dirinya..

“Mas..” Mei menelan ludah,dan berusaha sebisa mungkin untuk tidak menangis lagi..

“Mas,kamu udah tau mama sakit jantung dan sekarang kondisi dia masih lemah,aku nggak mau membuat dia tambah semakin menderita,aku dan Kevin udah dijodohin,ini…”

Mata mei memerah,berkaca-kaca,sembari ia menyerahkan undangan pertunangannya dengan Kevin..
Bram menggenggam tangan Mei erat-erat..

“Mei, mungkin Tuhan memang ndak mau liat kisah kita,ya mau diapa lagi,semoga..ini sulit tapi aku toh berusaha kuat kok,kamu juga ya,aku selalu doaiin kamu bisa bahagia walaupun jalannya nggak sama aku lagi,nanti undang aku ya kalau kamu udah nikah,aku pasti datang kok” Bram tersenyum,matanya memerah

Mei tak bisa membendung air matanya lagi,ia memeluk tubuh Bram..erat sekali..
“Aku ndak bakalan bisa bahagia kalau ndak sama kamu mas”

Kali ini,aku melihatmu lagi gadis berkulit pucat
Kau cantik sekali dengan balutan gaun putih itu,kau terlihat seperti seorang bidadari bermata sipit…..
Hatiku sesak dipenuhi rindu,cinta dan kehilangan
Aku berniat menyampirimu bersama pangeranmu,tapi..
Perih membuatku untuk tetap disini
Bertahan untuk tetap tersenyum..
Ini berat sayang..aku tau kau juga rasakan itu
Kita saling cinta namun mungkin saling menjauh menjadi yang terbaik
Maaf,Sayang.Masih bolehkan aku menyimpan cinta walau kamu sudah dipelaminan dengan seseorang yang bukan Aku?
Semoga bahagia Mei…



#inpired:Cobalah Mengerti-Peterpan
Btw,pas nulis ini sambil dengar lagu 'Cobalah Mengerti' syahdunya :D


Selasa, 07 Agustus 2012

Itu Bukan Kamu,Sayang.

 




  Aku menyandarkan diri di kursi tepat disamping jendela sembari melihat beberapa bulir hujan yang  menempel bersama embun dikaca jendela.Suasana hujan seperti ini membuat perasaan seperti kaset yang bisa memutar kenangan masa lalu,bau tanah yang beda dari biasanya menjadi perpaduan yang khas untuk suasana seperti ini.Dingin.Persis seperti sikapmu.

   Aku menarik nafas sejenak,Aku masih cinta,dan mungkin kamu hanya menganggapku  debu yang
kerap kali menempel dibawah sepatumu.Aku menarik kembali nafasku,tak kusadari   ternyata ada
air bening yang membentuk lembah dipipiku.,ini masih karena kamu.Selalu saja tentangmu.

   Kusesap secangkir kopi yang tadi aku seduh,kehilangan dirimu masih saja menjadi luka yang 
terlalu dalam untuk kuhapus,dibaluti tangis yang selalu membuatnya menjadi semakin   
perih.Mungkin aku yang terlalu naïf,terlalu berharap ini bukan mimpi buruk, sepertinya ini 
memang bukan mimpi buruk,Tapi kenyataan pahit.

   Hidup ini memang terlalu perih,aku beberapa kali mencoba untuk percaya bahwa kamu mungkin
tidak pernah benar-benar ingin menyakitiku.Ya,selalu mencoba percaya....Tapi..aku sadar kamu 
tidak pernah lagi membuatku tersenyum...tidak lagi membuatku tertawa..tapi 
membuatku...menangis

Cerita kita lalu bertemu,sutrdaranya mengarahkan kau meninggalkanku,dan aku dibuat sebisa 
mungkin untuk kuat.ya kuat diatas kerapuhan.

Sayang,jalan kita tidak bersimpangan,jalan yang membawamu ke pelukannya bukan ke 
pelukanku,meski sampai sekarang aku masih mengharapkanmu datang dan mau terlelap 
dibahuku.sejenak saja.

Lamunanku buyar..
Seseorang muncul dibalik pintu.
  “Sayang,hari ini jadikan fitting baju pengantinnya?”