Aku
tak pernah percaya tentang kebetulan. Menurutku, semua hal yang terjadi memang
telah digariskan; telah mempunyai jalannya masing- masing. Tak perlu ada yang
disesali walaupun awalnya Kau datang membuatku khawatir, memberiku kecemasan
yang tak bertuan tapi percayalah aku menunggu suaramu dengan sangat.
Sebelumnya,
ijinkan aku menguraikan fragmen- fragmen pertemuan itu,
Malam
itu, aku benar- benar gila, setumpuk pekerjaan di kantor membuat dadaku sesak,
bosku juga tak henti- hentinya marah, hingga akhirnya aku memilih singgah
sejenak untuk meminum wine dan melepaskan masalah bersama asap rokok.
Pukul 02.00, aku mulai kehilangan kesadaran,
hingga akhirnya lelaki itu datang. Ia menggodaku, dan entah mengapa dia dengan
berani menceritakan kisah hidupnya padaku. Dia bercerita panjang lebar tentang
kehidupan rumah tangganya, tentang istri yang terus mengekangnya. Dia bercerita
dengan sangat serius, dan tanpa sadar wajah kami sudah terlalu dekat, bau wine
yang memabukkan keluar dari mulut kami, aku larut mendengar kisahnya, aku... terhenyak dan menikmati saat ia tiba-tiba mencium bibirku dengan lembut.
“Ngiaaaaaaaaaa...”
Akhirnya,
aku mendengar suaramu- walaupun itu adalah tangis yang terdengar. Selamat
datang, Putriku.
Mencoba meramaikan #RabuMenulis gagasmedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar