Selasa, 07 Agustus 2012

Itu Bukan Kamu,Sayang.

 




  Aku menyandarkan diri di kursi tepat disamping jendela sembari melihat beberapa bulir hujan yang  menempel bersama embun dikaca jendela.Suasana hujan seperti ini membuat perasaan seperti kaset yang bisa memutar kenangan masa lalu,bau tanah yang beda dari biasanya menjadi perpaduan yang khas untuk suasana seperti ini.Dingin.Persis seperti sikapmu.

   Aku menarik nafas sejenak,Aku masih cinta,dan mungkin kamu hanya menganggapku  debu yang
kerap kali menempel dibawah sepatumu.Aku menarik kembali nafasku,tak kusadari   ternyata ada
air bening yang membentuk lembah dipipiku.,ini masih karena kamu.Selalu saja tentangmu.

   Kusesap secangkir kopi yang tadi aku seduh,kehilangan dirimu masih saja menjadi luka yang 
terlalu dalam untuk kuhapus,dibaluti tangis yang selalu membuatnya menjadi semakin   
perih.Mungkin aku yang terlalu naïf,terlalu berharap ini bukan mimpi buruk, sepertinya ini 
memang bukan mimpi buruk,Tapi kenyataan pahit.

   Hidup ini memang terlalu perih,aku beberapa kali mencoba untuk percaya bahwa kamu mungkin
tidak pernah benar-benar ingin menyakitiku.Ya,selalu mencoba percaya....Tapi..aku sadar kamu 
tidak pernah lagi membuatku tersenyum...tidak lagi membuatku tertawa..tapi 
membuatku...menangis

Cerita kita lalu bertemu,sutrdaranya mengarahkan kau meninggalkanku,dan aku dibuat sebisa 
mungkin untuk kuat.ya kuat diatas kerapuhan.

Sayang,jalan kita tidak bersimpangan,jalan yang membawamu ke pelukannya bukan ke 
pelukanku,meski sampai sekarang aku masih mengharapkanmu datang dan mau terlelap 
dibahuku.sejenak saja.

Lamunanku buyar..
Seseorang muncul dibalik pintu.
  “Sayang,hari ini jadikan fitting baju pengantinnya?”               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar